Terima kasih atas saran dan
dukungannya , kepada mutia saharani yang telah memberikan beberapa gambar untuk
cerita ini dan kepada teman-teman yang masih tetap setia dengan kelanjutan
kisah kebahagian hana, selamat membaca J
Chapter 3
kau dan aku
hampir
5 tahun berlalu sejak ibu dan ayah pergi meninggalkan kami, didalam lamunanku
aku bertanya apakah kami berhak mendapatkan semua yang ada sekarang ini apakah
mereka juga merasakan bahagia disana apakah makan mereka cukup, tidur mereka
nyenyak, dan apakah mereka merindukan kami atau membenci kami karena
meninggalkan kami tanpa sepatah kata apapun.
Classmate : yuka ??? haloo ??
Classmate : bell sudah berbunyi dari
tadi, apakah engkau mau pulang bersama-sama kami dan mampir untuk berkaraoke ??
“?apakah
mereka tidak berpikir dahulu untuk mengajak orang bisu untuk pergi ke karaoke?”
Hana :
(menggunakan bahasa isyarat)
mungkin lain kali aku ikut “jawaban yang polos”
Classmate : ohhww, jangan-jangan
engkau mau pulang bersama si pangeran kasar itu lagi?
Classmate2: apakah dia orang uang
spesial untukmu ? hee
Hana : (bingung) orang yang spesial itu
seperti apa ?
Classmate : hey sebentar lagi kami
akan pergi, buruan !!
Claasmate2: kau tidak tau ?? besok
akan kukasih tau, sampai ketemu besok. Dahh
Orang yang spesial itu seperti apa apa
kah seperti ibu, ayah, kakak dan adikku atau bagaimana ?
Sambil menuju kekelas Aarick . .
“hoyy
Aarick pacar mu datang, wahhh yuka mencariku bukan si prince stone, tidak dia
mencariku”
Aarick : apa yang kalian katakan
bangsat, siapa yang kalian panggil prince stone itu jika kau memberikanku
julukanlagi akan kuhajar kau
Classmate Aarick : wah takutnya hahaha
Aarick : sini kalian kurang ajar
Classmate Aarick : gyahh prince stone
mengamuk
Terkadang setiap aku kekelas Aarick aku
tersenyum karena mereka selalu bertingkah seperti itu ketika aku datang kekelas
mereka, dan terkadang telingaku terasa sakit karena aku tidak bisa mendengar
dan terkadang suara yang masuk membuat karena terlalu ramai membuat telinga ku
sakit, dan mereka pasti berhenti melakukannya ketika melihatku sudah mulai
tersenyum.
Aarick : bisakah engkau duluan hari
ini aku ada urusan sebentar ada yang mau bertemu dengan ku
Hana :sambil
masuk kekelas Aarick (menulis dibuku) aku pulang bukan lewat jalan yang bisa
kita lalui, kakak meminta ku untuk membelikannya sarung tangan yang baru
untuknya berkerja, karena yang lama sudah rusak dan sobek.
Aarick : kamu pulang lewat jalan mana,
aku akan menyusulmu ketika masalah ku sudah selesai
Hana :
oke aku akan menunggu mu di toko itu . (menggunakan bahasa isyarat).
Classmate : hey apa yang kau lakukan
sialan kenapa engkau membiarkannya pulang sendirian, kalau begitu biar aku yang
menemani nya
Aarick : haaaah?! sudah kubilang aku
akan menyusulnya
Classmate : tunggu aku yuka ..? ehhh
dia sudah pergi ??
“diperjalanan
pulang “
“hana ? apa itu engkau sudah lama
sekali kamu tidak lewat kesini, ini nenek punya kue untuk kakak dan adikmu”
Hana : terima kasih banyak nenek.
apakah nenek sehat? (Menggunakan bahasa isyarat)
Nenek : ya nenek sehat (sambil
terharu)
Aarick : hana .. , “hah-hah-hah”
capeknya ,kenapa engkau berjalan cepat sekali
Hana :
apakah urusanmu sudah selesai ? (menggunakan bahasa isyarat)
Aarick : ya akhir-akhir ini banyak
sekali wanita yang menembakku, mungkin ini karena wajahku sangat tampan dan
mungkin karena aku ini keren dan baik hati hahhaha
Hana :
hmmm ?? (bingung)
????? : HEYY apa itu hana kecil kami
yang dulu ?!
Aarick : “siapa orang ni badan nya
besar sekali dan kekar seperti kak rino mungkin lebih besar lagi, dan apa
maksudnya hana kecil, apa orang seperti dia kenal dengan hana, tapi bagaimana ?
Hana :
apa kabar paman Cortte J
(mengunakan bahasa isyarat)
Paman cortte : wahhh sudah lama
sekali, hei kalian semua berhenti mabuk hana datang berkunjung
Paman cortte : apa yang membawa mu
kesini, tidak mungkin engkau mau mengunjungi orang-orang tua berbau bir seperti
kami kan, hahahahahaa
Hana :
aku disuruh kakak membeli sarung tangan baru untuknya berkerja, di toko lain
sudah tutup semua. (menggunakan bahasa isyarat)
Hana :
tapi sepertinya disini juga sudah tutup (menggunakan bahasa isyarat)
Paman cortte : hey cepat suruh buka
lagi toko si eldrie itu dan bilang ada hana disini (menyuruh anak buahnya)
“siapp kk !!”
“hoii eldrie buka !!
Paman eldrie : berani sekali kalian
mengedor sekeras itu hah?!! Aku baru saja menutup toko ku
“kak cortte yang menyuruh kami, dan
dia bilang katakan padanya ada hana disini”
Paman eldrie : hana !!! apa dia
bersama rino juga (langsung membuka toko dan sangat bersemangat)
Keadaan berubah dan waktu kembali
berjalan lagi disini sejak waktu itu, kakak menolong “edrew” anak dari paman
eldrie yang merupakan adik dari paman cortte dari penculikkan berantai yang
sudah biasa terjadi disini.
Kakak tidak berhasil menghajar pelaku
karena tubuhnya masih kecil akan tetapi suara dan tekadnya yang kuat diajarkan
ibu sejak kecil untuk menolong orang walaupun orang itu berbuat jahat kepadanya.
Suaranya seperti anak yang sedang kehilangan ibunya terus menjerit dengan keras
membangunkan seluruh preman yang sedang mabuk dan membangunkan paman cortte
yang merupakan bos preman didaerah itu sekaligus pemilik bar tersebut.
Karena aksinya yang gagal penculik itu
berusaha melarikan diri, aku disuruh kakak untuk ketempat paman cortte dan
menunjukkan tempat dimana edrew dan kakak berada. Dan kami melihat kakak dan
edrew disana, Waktu itu itu pertama kali nya aku menangis penculik itu memukul
kakak sangat keras karena kakak tidak mau melepaskannya.
Pa..a..ann to..oo…ng k…ak… (paman
tolong kakak) “sambil menangis”. Paman cortte langsung diberikan pistol oleh
anak buahnya dan menembak penculik itu dan hanya mengenai tangannya, tiba-tiba
sedan hitam datang menjemput penculik itu dan pergi.
Awalnya Kakak berencana menantang
paman cortte lagi hanya untuk mendapatkan informasi tentang ibu kami, tetapi
saat itu penculikkan sedang marak karena banyaknya sindikat penjualan organ
tubuh manusia yang bebas karena sedikit sekali keamanan yang mau berpatroli
diaderah ini
Kami disuruh pulang dan paman cortte
bilang “antarkan anak-anak ini mulai sekarang mereka adalah keluarga kita juga
jika ada apa-apa aku akan menghajar kalian sampai kemanapun “SIAP” sebenarnya
aku tidak mau tapi karena kakak tidak sadar kami diantar pulang.
Paman cortte : hana kecil, katakan
kepada kakakmu jika dia ingin tau banyak tentang ibumu besok, dia harus datang
dan mengalahkanku
Paman cortte : hana tidak perlu ikut
jaga adikmu, kakakmu tidak akan terluka lagi sedikit pun (sambil tersenyum
dengan mata berkaca-kaca) paman berjanji.
“Sesampainya dirumah. “hana kecil”
kakakmu tidak apa-apa dia hanya butuh istirahat malam ini kami disuruh paman
cortte berjaga disini apa engkau tidak keberatan, selama ini kami benar-benar
bersalah dan menghardik anak-anak polos yang bernasib malang seperti kalian
yang sampai sudah tidak takut lagi dengan kematian seperti tadi, kami tidak
akan membiarkan kalian seperti itu lagi.
Kami tidak tahu lagi jika kami
kehilangan adik kami, dan kami tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan kedua
orang tua kami sendiri diusia seperti kalian mungkin kami tidak kuat.
Haaaaaaaa, huaaaaa (mereka bersepuluh
menangis)
Hana :
jangan menangis (tersenyum sambil menggunakan bahsa isyarat)
“apa yang dia coba katakan, apa itu
bahasa orang bisu? aku juga tidak tahu
tapi, aku menyesal dan benar-benar merasa bersalah karena selama ini sering
memukul mereka”huaaaa haaaaa.”
Mulai sekarang kami yang akan menjaga
kalian, kalian adik kami juga sekarang, selamat malam dan selamat beristirahat.
Keesokannya kakak pulang dari bar, tetapi entah kenapa kakak merasa kesal dan
berkata “kenapa pak tua itu tidak membalas pukulanku dan mengapa mereka semua
tiba-tiba menangis ketika aku menghajar si gorila itu.
Hana : apa kakak terluka ?
(menggunakan bahasa isyarat)
Kak rino : ohh hana, kakak tidak
apa-apa. Kau tau akhirnya kakak menang dan berhasil menghajarnya sampai dia
tidak bisa bangun lagi ahahah “aku merasa tidak seperti menang aku merasa
seperti dia mengalah dan membiarkanku menang”
Hana :
info tentang ibu kak ? (menggunakan bahasa isyarat)
Kak rino : ehm mereka bilang mereka
tidak tau . . ,ayo kita pergi berkerja.\
“sekarang”
Paman cortte : heyy bocah tengik kamu
siapa berani dekat-dekat dengan hana kecil kami ?!
Aarick :
siapa yang kau panggil bocah tengik paman ? aku temannya hana
Paman cortte : ohhh…. jika engkau mau
menjadi temannya engkau harus lebih kuat dari ku agar engkau bisa melindunginya
Aarick :
“yang benar saja aku harus melawannya jika tubuhke sebesar kak rini kesempatan
ku untuk menang mungkin lebih besar”
Aarick :
“sepertinya aku sedang diuji, jika aku memukulnya aku pasti ditangkapnya aku
hanya akan menghindar sampai dia lelah”
Gerakannya sama persis seperti kak
rino akan tetapi 2 kali lebih cepat akan tetapi aku bisa menghindar.
Paman cortte : ohhh . . kau boleh juga
Aarick :
aku bisa melakukan ini karena lat---
Bruaghh
Tiba-tiba di dibelakangku dan langsung
mengunci laherku dengan lengan yang besar aku menyerah aku mulai sulit bernapas
dan tidak bisa bergerak sama sekali.
Paman cortte : pelajaran pertama
ketika bertarung satu lawan satu jangan pernah lengah dan jangan turunkan
penjagaanmu ketika engkau tidak bisa mengukur kekuatan lawanmu
Aarick :
iya aku mengerti, lepaskan aku paman !?
Paman cortte : oh maaf aku akan
melepaskanmu ..
Aarick :
hey engkau belum melepaskanku
Paman cortte : maaf maaaf
Aarick :
hoeiii
“suara sengau terdengar , dia tertawa”
semua orang terdiam tertegun dan terpesona dan paman melepaskan tangannya dari
leherku. Ini pertama kalinya aku melihat dia tertawa, senyum yang sangat indah, menenangkan seolah aku
hanya ingin memilikinya sendiri dan mengingatkanku pada kembaran wanita
sekaligus kakak perempuanku yang sudah lama meninggal sewaktu kecil karena
sakit ..
Hana :
(melakukan gerakan tangan) paman ?? paman ??
Paman cortte : oh iya kenapa hana
(menggeleng-gelengkan kepala)
Hana :
(melakukan gerakan tangan) kenapa kk tidak pernah datang kesini lagi semenjak
dia menang dari paman dan apa yang paman katakan tentang ibu kami kepada kakak
waktu itu
Paman cortte : jadi si bocah itu belum
memberitahukannya kepada mu, dasar sikunyuk . .
Paman cortte : huhh . . “sambil
menghembus kan asap rokoknya” ibumu memang sering minum dan mabuk-mabukkan
disini, dia juga bernasib sama seperti kalian
Paman cortte : dia juga lahir di
daerah seperti kalian dan hanya mempunyai ibu dan tidak pernah punya ayah ,
ayah paman waktu itu melihat nenek kalian ingin membuangnya, ibumu.
Paman cortte : tetapi ayah paman
menangkap nenekmu dan memperkerjakannya disini. Ibumu lebih tua dari paman dan
selalu menghajar orang jika mereka mengganggu paman membuatnya menjadi punya
banyak musuh,
Paman cortte : suatu hari dia mabuk
dan meninggalkan catatan, berikan itu kepada rino jika dia datang kesini
Paman cortte : kami ingin
memberitahukannya ketika kalian sudah besar dan tidak akan membiarkan kalian
pergi mencari ibu kalian saat umur kalian masih kecil, dan kami hanya mau
membalas budi nya
Hana :
catatan seperti apa paman dan dimana sekarang (menggunakan bahasa isyarat)
“sekedar
memberitahukan hana tidak mendengar pembicaraan tetapi membaca gerakan mulut
lawan bicaranya karena itu paman cortte bicara sangat pelan dan jelas ketika
berbicara kepada hana” banyak orang bisu seperti itu karena kesulitan untuk mendengar.
Paman cortte : sebuah kertas, kakakmu
yang menyimpannya .
“Langsung bergegas”
Hana : paman eldrie berapa harga sarung
tangannya ? (menggunakan bahasa isyarat)
Paman eldrie : ambil saja itu hadiah,
hari ini rino ulang tahun kan (tersenyum)
Aarick :
hana mau kemana??
Istri paman eldrie : hana sudah mau
pulang ? ini bibi buat makanan kesukaanmu ?
Hana : iya bibi (sambil mengangguk)
Istri paman eldrie : apa kamu
pacarnya, tolong bawakan ini untuknya ya
Aarick :
ha-ah .. ! aku temannya
Paman corte : bocah kami titipkan hana
kecil kami kepada mu, kalau itu kamu paman percaya matamu bukan mata orang
jahat seperti kami (tersenyum)
Aarick :
kalau begitu kami permisi,
Sesampainya
dirumah hana kak rino sudah pulang terlihat hana yang menunjukkan wajah
marahnya kepada kak rino
Kak rino : hey aarick apa kamu mengganggu hana lagi, dan juga hana
kenapa engkau tidak membawakan makanan
Hana : i..u
i…u i..b..uhh
Kak rino : Aarick bisa engkau ajak celi bermain sebentar diluar
Aarick :
ayo celi tadi kami dikasih makanan yang enak.
Mereka berbicara lama sekali hari
sudah hampir gelap dan mobil jemputan ku sudah datang.
Hana : kenapa kakak tidak pernah cerita ? (menggunakan
bahasa isyarat)
Kak rino : pak tua itu ternyata suka bercerita juga ternyata
Kak rino : informasi tentang ibu yang kakak dapatkan hanya sebuah
kertas dan beberapa kata
Kak rino : kita harus tetap hidup, kita tidak boleh terus-terusan
seperti itu mencari tanpa informasi yang jelas jika kita sudah punya cukup uang
kita akan mencari mereka
Hana : emm (mengangguk) boleh aku lihat
kertasnya kak ? (menggunakan bahasa isyarat)
Setelah beberapa tahun akhirnya aku
menangis lagi isi tulisan itu tertulis “kampung halaman” ib.. uu uuuuu huuuuu
huuuu huuu . aku terus menangis kertas itu sudah sangat tua fan hampir hancur
tetapi kakak ku masih menjaganya sampai sekarang karena itulah aku percaya
dengan kakak bahwa susatu saat kami akan berkumpul lagi suatu hari.
Kak rino : hoeiii kenapa engkau menangis hana(ikut menangis) sudah-
sudah percaya dengan kakak jangan sampai celi tau dia masih kecil.
Hana : mengangguk .. dan memberikan sarung
tangan yang baru dibeli tertuliskan (selamat ulang tahun cepat kesini dan
berkelahi lagi denganku ”bar corte”)
jika kalian suka dengan cerita ini berikan komentar dan saran yang membuat cerita ini lebih berkembang lagi dan itu sangat berarti bagi kami terima kasih dan tunggu cerita selanjutnya :3
Posting Komentar
Posting Komentar